TG Telegram Group & Channel
UiTO Channel: Tazkirah Harian | United States America (US)
Create: Update:

Terkait keilmuan Imam al-Laits, Imam an-Nawawi berkomentar, “Semua orang sepakat akan keagungan Imam Laits; termasuk sifat amanahnya dan ketinggian derajatnya dalam fikih dan hadits.”

Bahkan Ibn Wahab berkata, “Andai tidak ada Imam Malik dan Imam al-Laits, tentu manusia akan tersesat.”

Imam asy-Syafii bahkan menilai Imam al-Laits lebih fakih daripada Imam Malik. Hanya saja, kata Imam asy-Syafii, karena kekurangsigapan murid-muridnya untuk membukukan pemikirannya, mazhab al-Laits bin Saad akhirnya lenyap (An-Nawawi, Tahdzîb al-Asmâ’ wa al-Lughât, 2/73).

Selain seorang ulama besar, Imam al-Laits juga termasuk pengusaha sukses yang amat dermawan. Karena itu, meski menjadi pengusaha sukses, Imam al-Laits tidak pernah menjadi kaya-raya sehingga tidak pernah membayar zakat. Mengapa?  Muhammad bin Ramh menceritakan, “Setiap tahun omset bisnis Imam al-Laits lebih dari 80.000 dinar (sekitar RP 240 miliar/tahun).

Namun, beliau tidak pernah membayar zakat. Pasalnya, sebelum mencapai satu tahun (haul), hartanya sudah habis ia infakkan dan sedekahkan. Begitu seterusnya.” (An-Nawawi, Tahdzîb al-Asmâ’ wa al-Lughât, 2/73).

Qutaibah bin Said menuturkan bahwa Imam al-Laits selalu bersedekah setiap hari untuk 300 fakir miskin.

Imam al-Laits juga gemar bersedekah kepada para ulama, salah satunya Imam Malik. Setiap tahun ia biasa mengirim hadiah sebanyak 100 dinar (sekitar Rp 300 juta) untuk Imam Malik.
Suatu saat, Imam Malik menulis surat kepada Imam Laits bahwa ia memiliki utang yang harus dilunasi. Segera Imam Laits membalas surat Imam Malik sambil memberikan secara cuma-cuma uang sebanyak 500 dinar atau sekitar ....
KETELADANAN IMAM LAITS BIN SAAD

https://ariefbiskandar.com/keteladanan-imam-laits-bin-saad/

Ustaz Arief B. Iskandar, Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah

Terkait keilmuan Imam al-Laits, Imam an-Nawawi berkomentar, “Semua orang sepakat akan keagungan Imam Laits; termasuk sifat amanahnya dan ketinggian derajatnya dalam fikih dan hadits.”

Bahkan Ibn Wahab berkata, “Andai tidak ada Imam Malik dan Imam al-Laits, tentu manusia akan tersesat.”

Imam asy-Syafii bahkan menilai Imam al-Laits lebih fakih daripada Imam Malik. Hanya saja, kata Imam asy-Syafii, karena kekurangsigapan murid-muridnya untuk membukukan pemikirannya, mazhab al-Laits bin Saad akhirnya lenyap (An-Nawawi, Tahdzîb al-Asmâ’ wa al-Lughât, 2/73).

Selain seorang ulama besar, Imam al-Laits juga termasuk pengusaha sukses yang amat dermawan. Karena itu, meski menjadi pengusaha sukses, Imam al-Laits tidak pernah menjadi kaya-raya sehingga tidak pernah membayar zakat. Mengapa?  Muhammad bin Ramh menceritakan, “Setiap tahun omset bisnis Imam al-Laits lebih dari 80.000 dinar (sekitar RP 240 miliar/tahun).

Namun, beliau tidak pernah membayar zakat. Pasalnya, sebelum mencapai satu tahun (haul), hartanya sudah habis ia infakkan dan sedekahkan. Begitu seterusnya.” (An-Nawawi, Tahdzîb al-Asmâ’ wa al-Lughât, 2/73).

Qutaibah bin Said menuturkan bahwa Imam al-Laits selalu bersedekah setiap hari untuk 300 fakir miskin.

Imam al-Laits juga gemar bersedekah kepada para ulama, salah satunya Imam Malik. Setiap tahun ia biasa mengirim hadiah sebanyak 100 dinar (sekitar Rp 300 juta) untuk Imam Malik.
Suatu saat, Imam Malik menulis surat kepada Imam Laits bahwa ia memiliki utang yang harus dilunasi. Segera Imam Laits membalas surat Imam Malik sambil memberikan secara cuma-cuma uang sebanyak 500 dinar atau sekitar ....
KETELADANAN IMAM LAITS BIN SAAD

https://ariefbiskandar.com/keteladanan-imam-laits-bin-saad/

Ustaz Arief B. Iskandar, Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah


>>Click here to continue<<

UiTO Channel: Tazkirah Harian






Share with your best friend
VIEW MORE

United States America Popular Telegram Group (US)