TG Telegram Group & Channel
Tarbiah_'Athifiyah ❤️ | United States America (US)
Create: Update:

Rap Outlandish-try not to cry bisu seketika, apabila butang pause pada my music ditekan. Bait lirik terhenti pada noyores, nofeardas, lafey, lasey yang entah apa maknanya. Earphone ditarik melepasi lubang telinga. Badan dengan six pack yang hilang five pack seberat 62 kilo dipaksa bangkit dari empuk tilam. Sesekali bunyi aneh muncul dari dapur, ditambah bunyi laga air dan lantai mengganggu halwa telinga yang sedang khusyuk menghayati lagu, mengacau roh yang hampir mahu lepas dari jasad.

" Aku nak tido lah! "

Raket tennis di sisi kanan kepala katil dicapai malas. Dengan tangan gaya mahu smash bola felt versi vita lores, bersedia membidas kepala penyamun yang berani masuk kerumahnya. Anak tangga ke dapur dituruni dengan berhati-hati tanpa bunyi.

" Penyamun!! "

Teriaknya dari belakang.

Tubuh montel yang agak rendang itu segera berpaling kebelakang. Belum sempat sepatah bersuara, dahinya selamat merasa kayu tennis seberat 396 gram. Padu libasannya, ibarat sedang digelanggang memukul bola felt kuning bergaris putih membalas pukulan lawan. Sudu yang sedari tadi mengacau air terlepas dari genggaman.

" sakit ! "

Tangan pantas menggosok dahi yang kesakitan, darah mula keluar, lajunya sama seperti laju manusia membatch kak ma kembong bila bukak tudung. eh!

" Tuan Ahmar "

Sepatah si montel rendang bersuara.

" Siapa kau? "

Panggilan berbalas soalan.

" saya bibik ita "

Jawabnya ringkas. sambil hujung tudung dibawa kedahi menggelap darah yang hampir menapak ke lantai.

" Oh bibik."

"Bibik?"

Kali ini dengan nada terkejut, baru sedar siapa yang dibelasah dengan kayu tenis tadi.

Mama ni, sejak bila ada bibik baru? Dengusnya sendirian.

Suis lampu utama dapur ditekan. Baru kelihatan raut wajah si montel rendang itu. Penuh kedutan namun bercahaya.

" Maaf bik. saya ingat pencuri. buat apa pukul empat pagi di dapur. risau saya. dahla saya spesis susah tidur. "
Sambil tisu dari atas meja dicapai. membersihkan titisan kecil darah yang jatuh ke lantai.

" Sini bik saya ubatkan lukanya. duduk." lembut.

" Tak pe tuan Ahmar, sikit je ni. lagipun bik ita nak solat kemudian bersahur. takut tak sempat. minta maaf kalau bibik ganggu tidur tuan "

Tambah bik ita.

" Oh yeke bik, kalau macam tu, saya tak mau ganggu, jangan lupa doakan saya "

Balasnya.

" Terima kasih "

Langkah kembali menapak ke bilik tidurnya, kaki lambat lambat berjalan, hatinya sedikit terganggu.

Forwarded from Bent Yazid 🥀
Rap Outlandish-try not to cry bisu seketika, apabila butang pause pada my music ditekan. Bait lirik terhenti pada noyores, nofeardas, lafey, lasey yang entah apa maknanya. Earphone ditarik melepasi lubang telinga. Badan dengan six pack yang hilang five pack seberat 62 kilo dipaksa bangkit dari empuk tilam. Sesekali bunyi aneh muncul dari dapur, ditambah bunyi laga air dan lantai mengganggu halwa telinga yang sedang khusyuk menghayati lagu, mengacau roh yang hampir mahu lepas dari jasad.

" Aku nak tido lah! "

Raket tennis di sisi kanan kepala katil dicapai malas. Dengan tangan gaya mahu smash bola felt versi vita lores, bersedia membidas kepala penyamun yang berani masuk kerumahnya. Anak tangga ke dapur dituruni dengan berhati-hati tanpa bunyi.

" Penyamun!! "

Teriaknya dari belakang.

Tubuh montel yang agak rendang itu segera berpaling kebelakang. Belum sempat sepatah bersuara, dahinya selamat merasa kayu tennis seberat 396 gram. Padu libasannya, ibarat sedang digelanggang memukul bola felt kuning bergaris putih membalas pukulan lawan. Sudu yang sedari tadi mengacau air terlepas dari genggaman.

" sakit ! "

Tangan pantas menggosok dahi yang kesakitan, darah mula keluar, lajunya sama seperti laju manusia membatch kak ma kembong bila bukak tudung. eh!

" Tuan Ahmar "

Sepatah si montel rendang bersuara.

" Siapa kau? "

Panggilan berbalas soalan.

" saya bibik ita "

Jawabnya ringkas. sambil hujung tudung dibawa kedahi menggelap darah yang hampir menapak ke lantai.

" Oh bibik."

"Bibik?"

Kali ini dengan nada terkejut, baru sedar siapa yang dibelasah dengan kayu tenis tadi.

Mama ni, sejak bila ada bibik baru? Dengusnya sendirian.

Suis lampu utama dapur ditekan. Baru kelihatan raut wajah si montel rendang itu. Penuh kedutan namun bercahaya.

" Maaf bik. saya ingat pencuri. buat apa pukul empat pagi di dapur. risau saya. dahla saya spesis susah tidur. "
Sambil tisu dari atas meja dicapai. membersihkan titisan kecil darah yang jatuh ke lantai.

" Sini bik saya ubatkan lukanya. duduk." lembut.

" Tak pe tuan Ahmar, sikit je ni. lagipun bik ita nak solat kemudian bersahur. takut tak sempat. minta maaf kalau bibik ganggu tidur tuan "

Tambah bik ita.

" Oh yeke bik, kalau macam tu, saya tak mau ganggu, jangan lupa doakan saya "

Balasnya.

" Terima kasih "

Langkah kembali menapak ke bilik tidurnya, kaki lambat lambat berjalan, hatinya sedikit terganggu.


>>Click here to continue<<

Tarbiah_'Athifiyah ❤️




Share with your best friend
VIEW MORE

United States America Popular Telegram Group (US)