TG Telegram Group & Channel
⁺◟ʬʬ。 mòxez world ๑˚ ͙۪۪̥◌ | United States America (US)
Create: Update:

ະ᰷ּ֛ࣾׄ 🕰 #moxez_ss × #mistery 𓃚𓇢
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Malam ini aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sebuah taman dekat rumahku. Ah iya, aku anak angkat dari keluarga sederhana yang tinggal di kota ini. Mereka mengadopsi ku saat aku menginjak usia 7 tahun. Dan 5 tahun setelah itu mereka dikaruniai seorang bayi yang rupawan. Jujur aku iri, namun bagaimana lagi? Aku diadopsi juga karena hoki.

Dan disinilah aku sekarang, anak kecil berusia 12 tahun, di taman tua dekat rumahnya pukul 21.45, seorang diri– ah ralat, aku disini bersama teman baikku.

Seorang anak laki-laki yang berpakaian lusuh, tak menggunakan alas kaki, dan jangan lupakan tentang permen lollipop yang selalu ia pegang beserta senyum lugunya yang hanya sebuah kebohongan belaka, perkiraan usianya 2 tahun lebih tua dariku.
Ngomong-ngomong, aku sering berfikir tentang "terbuat dari apa lollipop yang dipegangnya itu? Dan.. bagaimana rasanya?", Karena saat ingin kuminta, ia selalu menolak.

Singkat cerita, kita mulai berteman saat 127 tahun yang lalu. Saat aku kabur dari rumah sembari menangis karena tidak diajak untuk melihat saat-saat kelahiran adik kecilku. Dalam pikiranku saat itu hanya tentang "apakah aku akan dikembalikan ke panti asuhan esok hari?". Ia memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Jisan.

Saat itu, dengan bodohnya aku mencurahkan segala keluh kesahku padanya. Tanpa berpikir panjang, walaupun hanya sekadar pertanyaan dalam benak "Mengapa ada anak kecil di taman tua malam-malam begini?" "Siapa namanya?" "Dimana orang tuanya?" "Apakah ia dari keluarga kurang mampu? Karena pakaiannya begitu lusuh bagiku."

Aku menangis, dan dia hanya tersenyum miris.

"Mau kuberikan sebuah tawaran?"

Ya! Tawaran yang membuat hidupku seperti sia-sia, dan seolah diliputi oleh penyesalan.

"Hiks- t–tawaran apa?"

"Aku akan membuatmu selalu berada di usiamu saat ini, 12 tahun. Karena nantinya adikmu akan bertambah dewasa, tua, menikah, dan meninggalkan keluarganya. Jadi, keluarganya akan menjadi milikmu sepenuhnya lagi".

"A–aku mau"
Ya! Dua kata itu sangat membuatku menyesal hingga detik ini.
"Tapi ada syaratnya, kau harus berjanji untuk setiap hari bermain denganku, menemaniku menunggu ibuku yang sedang membeli gulali".

"memangnya dimana ibumu? Aku tidak melihat siapapun disini kecuali kau dan aku", ucapku spontan, yang mungkin terdengar polos kala itu.
"Aku juga tidak tau kemana ibuku pergi, tetapi ia berjanji akan kembali." Timpalnya, dan sekarang aku mengetahui bahwa ibunya tak akan kembali.

"Aku setuju! Aku akan menemanimu, ayo berteman baik denganku".

Aku tidak menyangka bahwa hal itu berarti selamanya, berulang, bahkan saat keluarga yang mengadopsi ku silih berganti, hal itu tak akan pernah berhenti.

🥛° 。‧₊ ˚📜 *༄
Mòxez World 2O21

ະ᰷ּ֛ࣾׄ 🕰 #moxez_ss × #mistery 𓃚𓇢
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Malam ini aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sebuah taman dekat rumahku. Ah iya, aku anak angkat dari keluarga sederhana yang tinggal di kota ini. Mereka mengadopsi ku saat aku menginjak usia 7 tahun. Dan 5 tahun setelah itu mereka dikaruniai seorang bayi yang rupawan. Jujur aku iri, namun bagaimana lagi? Aku diadopsi juga karena hoki.

Dan disinilah aku sekarang, anak kecil berusia 12 tahun, di taman tua dekat rumahnya pukul 21.45, seorang diri– ah ralat, aku disini bersama teman baikku.

Seorang anak laki-laki yang berpakaian lusuh, tak menggunakan alas kaki, dan jangan lupakan tentang permen lollipop yang selalu ia pegang beserta senyum lugunya yang hanya sebuah kebohongan belaka, perkiraan usianya 2 tahun lebih tua dariku.
Ngomong-ngomong, aku sering berfikir tentang "terbuat dari apa lollipop yang dipegangnya itu? Dan.. bagaimana rasanya?", Karena saat ingin kuminta, ia selalu menolak.

Singkat cerita, kita mulai berteman saat 127 tahun yang lalu. Saat aku kabur dari rumah sembari menangis karena tidak diajak untuk melihat saat-saat kelahiran adik kecilku. Dalam pikiranku saat itu hanya tentang "apakah aku akan dikembalikan ke panti asuhan esok hari?". Ia memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Jisan.

Saat itu, dengan bodohnya aku mencurahkan segala keluh kesahku padanya. Tanpa berpikir panjang, walaupun hanya sekadar pertanyaan dalam benak "Mengapa ada anak kecil di taman tua malam-malam begini?" "Siapa namanya?" "Dimana orang tuanya?" "Apakah ia dari keluarga kurang mampu? Karena pakaiannya begitu lusuh bagiku."

Aku menangis, dan dia hanya tersenyum miris.

"Mau kuberikan sebuah tawaran?"

Ya! Tawaran yang membuat hidupku seperti sia-sia, dan seolah diliputi oleh penyesalan.

"Hiks- t–tawaran apa?"

"Aku akan membuatmu selalu berada di usiamu saat ini, 12 tahun. Karena nantinya adikmu akan bertambah dewasa, tua, menikah, dan meninggalkan keluarganya. Jadi, keluarganya akan menjadi milikmu sepenuhnya lagi".

"A–aku mau"
Ya! Dua kata itu sangat membuatku menyesal hingga detik ini.
"Tapi ada syaratnya, kau harus berjanji untuk setiap hari bermain denganku, menemaniku menunggu ibuku yang sedang membeli gulali".

"memangnya dimana ibumu? Aku tidak melihat siapapun disini kecuali kau dan aku", ucapku spontan, yang mungkin terdengar polos kala itu.
"Aku juga tidak tau kemana ibuku pergi, tetapi ia berjanji akan kembali." Timpalnya, dan sekarang aku mengetahui bahwa ibunya tak akan kembali.

"Aku setuju! Aku akan menemanimu, ayo berteman baik denganku".

Aku tidak menyangka bahwa hal itu berarti selamanya, berulang, bahkan saat keluarga yang mengadopsi ku silih berganti, hal itu tak akan pernah berhenti.

🥛° 。‧₊ ˚📜 *༄
Mòxez World 2O21


>>Click here to continue<<

⁺◟ʬʬ。 mòxez world ๑˚ ͙۪۪̥◌




Share with your best friend
VIEW MORE

United States America Popular Telegram Group (US)