pulang.
bukan berarti kita benar benar pulang ke rumah.
bahkan, kalimat pulang ke rumah juga sudah tidak sesederhana itu.

aku hanya ingin terus menyibukkan diri. agar sesampainya dirumah, aku bisa langsung terlelap.
atau mungkin, kalau memang tidak begitu lelah, aku akan menangis hingga benar benar lelah, dan baru tertidur.

namun, jika aku merasakan terlalu sakit.
lenganku siap untuk menerima setiap coretan coretan baru dengan tinta merah nan perih.
yah, hitung hitung untuk melihat luka yang terasa sakit tapi tak nampak wujudnya.

aku tidak ingin orang lain bertamu ke rumahku.
rumahku terlalu berisik, takut mereka tidak nyaman.

sebenarnya, rumahku sangat rentan.
berkali kali rusak, berkali kali hancur, berkali kali patah, dan berkali kali nyaris tak berbentuk.
tapi, ia masih ku sebut rumah.

tapi, sekali lagi ku katakan.
ini bukan tentang rumah atau pun pulang.

aku terlahir untuk apa?

dulu aku yakin, sekarang ragu.
dulu aku gembira, sekarang berpura pura.
dulu aku menyenangkan, sekarang menyedihkan.
dulu aku tertawa, sekarang menangis.

"kamu tidak diinginkan!" ujar orang yang berkata padaku dengan seribu kata berbelit. namun, otakku pada akhirnya berakhir pada kalimat itu.

tak ayal, aku memang tidak bisa menjadi sosok baik bagi mereka.

pundakku sebagai anak pertama sangat berat. aku sudah tidak bisa menerima beban itu lagi.

maaf, aku terlalu sering melamun.

ku di liang yang satu, namun aku hanya sendiri.

is that a sin to miss someone like you?

i dont wanna be with you anymore.
because i finally realise that you are the same as everyone.

you never know what i want. because you never care.

someone once told me that I was the answer to all his prayers. but it turns out it was all lies.

hanya namamu di dalam hatiku. terus berbunyi dan berbisik.

hannah and zach dempsey.

dari zach, aku belajar jika memang dia menyukaiku, dia akan terus berusaha untuk mendatangiku hanya untuk sekedar bertemu dan berbincang denganku, walaupun hanya basa basi. dia akan berusaha menghargaimu dan tidak memaksakanmu untuk melakukan apapun.

nica and rigel wilde.

dari rigel, aku belajar bahwa sekalipun aku rusak dan berduri, aku masih pantas untuk mencintai dan dicintai. serusak apapun itu aku dimata semua orang.