TG Telegram Group Link
Channel: Aku Bersajak
Back to Bottom
aku tenggelam dalam pesona mu
menjadi tergila-gila pada mu
terjebak dalam amaraloka
mencoba menjadi anindita
hanya untuk sang dayita

–green
Datang kembali, hanya untuk memberi luka.

- 🍭
dan aku sadar, kamu masih tetap menjadi yang terbaik.

–green
bukan orang lain yang menyakiti
pada dasarnya ekspetasi kita yang terlalu tinggi
hingga jika tidak sesuai
jadinya kita yang sakit sendiri

–green
dia adalah tuan baskara
manusia terindah yang ada
begitu sempurna rupanya
sampai ingin ku jadikan ia sang dayita

tapi Tuhan tidak mengizinkan
hingga membuat retisalya berkepanjangan
entah apa maksud rasa yang di berikan
bila akhirnya tidak bisa di satukan


–green
Rindu kian menyapa tanpa jeda, seolah engkau betul-betul menyerang pikiran ku tanpa rasa iba.
Satset satset jadiannya sama yang lain.
Jangan pikir bahwa hujan jadi pengantar rinduku, mungkin ia hanya menjadi penghapus luka ku saja.
Bagaimana jadinya jika sebuah keluarga tanpa seorang ayah?
Pada hati yang berkelana, ku kirimkan do'a untukmu selalu. Semoga sehat, tabah, dan kuat.
Hingga kau temukan ujung dari perjalananmu.
Semoga.


aksarasa.
Kini kapal ku sudah tenggelam dan yang tersisa hanyalah kekecewaan.
Puan, kekecewaan yang kau tinggalkan cukup dermawan, sehingga membuatku semakin merasa kecewa jika berusaha melupakan.
Selamat hari ibu, tanpamu aku tidak akan bisa bertahan sejauh ini.
Aku kehilangan cara untuk merangkai kata menjadi karangan.
Seperti kita yang tlah hilang genggaman.
Namun Tuan, lihatlah di ujung jalan sana.
Rumah kita masih kokoh, tak tergoyahkan.
Ia hanya kosong.
Ditinggalkan penghuninya berkelana.
Tapi aku tak pernah jauh dari rumah.
Aku ada disekitarnya, meneduh dibawah pohon ini.
Rasanya tak bisa jika aku harus sendiri tinggal.
Sudikah kau pulang?
Dengan harsa yang masih terus berpijar?
Pulanglah. Kau tau kemana arahnya.
Pulanglah. Namamu masih terpatri disini.
Aku rindu tuanku.


aksarasa.
Singkat saja. Melupakanmu bukan perihal yang mudah. Perasaan ini makin meluap tak terbantah. Aku tak tahu kemana arah. Tapi aku percaya, kita masih punya kisah. Pulanglah.

aksarasa.
Dibawah rintikan hujan ada seseorang yang sedang kebingungan mencari jalan. ia diam ditengah jalan, menatapi sebuah jalan menuju satu titik yang ingin ia kunjungi, namun setiap panjang nya jalan terdapat banyak beberapa orang di sana. Ya, mereka berlomba-lomba ingin masuk pada satu titik yang ingin aku tuju. Perasaanku saat ini sangat khawatir, khawatir akan ada yang masuk menggantikan diriku di sana.

Aku tahu rumahku masih berdiri kokoh diujung sana, aku tahu ia masih tetap sama dan tidak ada yang berubah sama sekali, masih tetap banyak yang menginginkan nya selain aku. Benar hal itu masih terjadi hingga kini.
Aku menginginkan rumah itu kembali kepada pemiliknya, dan aku lah pemiliknya. Aku tidak akan membiarkan siapapun menggantikan posisi diriku sebagai penghuni rumah itu.

Dia tetap menjadi rumahku untuk pulang.
Dia tetap menjadi atap tempatku berteduh dari derasnya badai di luar.
Dia tetap menjadi tempatku meluapkan semua perasaanku.
Dan, dia akan tetap menjadi bangunan kokoh dalam setiap perjalanan hidupku.
Tak perlu khawatir rumah itu akan rusak atau bahkan kotor tak terurus, karena aku takkan membiarkan itu terjadi.
Menunggu dibawah suasana hati yang sulit dimengerti.
Ayah, aroma hujan ini mengingatkanku padamu.
Ayah, aku rindu.

Ayah bahkan tidak pernah mau tau tentangku.

- 👾
Hujan memang selalu menjadi pengingat kenangan yang telah usai atau bahkan yang tak pernah usai.
Dulu kita sering saling bercerita namun kini kita hanya sebuah cerita.
HTML Embed Code:
2024/03/28 15:11:37
Back to Top